Rabu, 14 November 2018

Perjuangan VISA Australia


Hai wajah kurang piknik..
Apa kabar???
Masih sehat??
Kini aku bakalan cerita piknik alias kerja dadakan ke Jakarta

YEAHHHHH……
“AL kamu malam ini ke Jakarta ya bikin VISA”

13-14 November 2018
November itu super super sibuk. Karena kerjaan banyak, banyak group wisata ke Jogja. Dan pada tanggal 13 November itu aku mendapat tugas mencari perusahaan pengiriman dokumen terkilat dari jogja ke Jakarta.
Why?? Karena aku mendapat tugas dari perusahaan di tempat aku bekerja untuk mengirim dokumen persyaratan membuat paspor ke Australia dengan sangat sangat segera.
Why?? Karena hari itu tanggal 13 November, dan terbang ke Australianya 20 November.

AMAZING KAN??
Ini bukan Asia Tenggara, yang free visa. Ini ke Australia. Dimana wajib punya visa. Dan buat visa Australia itu tidaklah mudah bagi warga negara Indonesia.
Saat itu aku telpon ke beberapa perusahaan sudah sore hari sekitar pukul 1600. Dan kebanyakan dari mereka tidak bisa tiba besok pagi itu dokumen itu. Tiba di hari berikutnya.
Dan padahal hari efektif kerja kedutaan tinggal 3 hari (kamis, jumat senin).
Solusi aman dan cepat adalah saya berangkat ke Jakarta malam ini beserta dokumen syarat visa.

Selama 1 jam saya proses pembelian tiket kereta dan pesawat. Untuk berangkat JOGJKT pilih kereta malam karena di jamin tidak delay. By Bima Train jam 22.00-0600
Untuk pulang nya by Sriwijaya sore hari pukul 1700

13 November 2018
Pukul 1700
Jogja di guyur oleh hujan. Bagimana ini? Aku harus pulang kerumah sekarang untuk sekedar packing singkat untuk tugas ke Jakarta.
Pukul 20.00
Saya sudah sampai di Tugu Train Station, sengaja datang lebih awal sebelum terjebak dengan derasnya hujan
Rasanya dingin ngantuk campur campur.
Dan kereta executive itu tiba.
Menuju Gerbong 1. Paling depan.


Kereta executive dapat bantal dan selimut tebal. Tempat duduk bisa di tegak dan baringkan. Serta jarak tempat duduk antara depan dan belakang jauh. Sampai sampai kaki saya kagak sampai untuk menggapai lantai. Tapi kalau sama sampingnya ya cuma bersebelahan doang.
Selama di perjalanan AC lumayan dingin. Jadi selimut pastilah aku pakai. Dan selama sampai Jakarta aku tidur sama 2 orang laki berbeda. MasyaAllah….
Aneh aja gitu tidur – tidur selimutan. Sebelahnya laki – laki lain.. haha (ngomong opo)
Eh laki – laki itu turun. Naiklah laki – laki lain di sebelah ku. Wkwkwkwk



Mentari telah bersinar. Dan kereta sudah akan sampai bantal dan selimut di ambil oleh para petugas.. Uhhhh tak rela….
Karena semalem keretanya kebanyakan berhenti. Delay 1 jam. Jadi baru tiba di Jakarta pukul 0700.


Hai hai Gambir….
Tujuan pertama adalah toilet. Sayang sekali toiletnya sangat kecil. Untuk bergerak saja sulit. Ada 4 toilet berukuran sangat kecil. Untung ada wastafel bisa untuk gosok gigi dan cuci muka(Pencitraan untuk mandi tapi gagal).
Terus aku Tanya sama Mba mba penjaga toilet. “Dimana kalau naik gojek?”.” Itu pintu keluar mobil”.
Setelah dapat informasi. Langkah kedua adalah SARAPAN. Breakfast itu penting. Tapi jalan sendirian dan breakfast sendirian itu gak enak.  Macam orang ilang. Ya udah lah yah mau gimana.
Setelah wangi(karena parfurm) aku menuju Gedung Sapta Pesona. Letaknya tidaklah jauh dari stasiun Gambir. Tapi tetap naik gojek.


Gedung Sapta Pesona


Gedungnya besar tinggi dan lebar. Ada Pak Satpam. Kesempatan bertanya.
“Pak, saya mau bertemu dengan Ibu ------- bagaimana ya pak?”
“Nanti ke lobby saja nanti ada yang bantu”

Pertama masuk dari depan ternyata ada jalan khusus pejalan kaki. Ikuti jalur itu aja. Nanti sampailah di lobby.
Lobby nya besar sekali. Ada Front Desknya. Di situlah kita isi buku tamu dengan detail:
Nama
Bertemu siapa
Tujuan
TTD
Dan kita wajib meninggalkan KTP asli.
Setelah itu kita akan badge visitor




Lalu naik lift ke lantai 4. Di sana ada Pak Satpam lagi. Isi data lagi. Lalu baru bisa bertemu dengan seseorang yang akan membantu membuatkan visa ke Australia.
TUGAS DONE
JUST IT GUYS..
SIMPLE kan….


Terus gue bingung mau ngapain. Aku berteduh bawah pohon untuk mencari sinyal untuk order gojek. Tapi NO SINYAL. Kan syedih gue… udah aku matikan hp, eh tetap tidak ada sinyal. Terus aku kayak orang hilang jalan aja ke arah Monas. Terus aku pikir – pikir masak di ibukota tak ada sinyal. Terus aku nyalakan saja paket 4G. Eh ada sinyal. MasyaAllah

Tapi aku lihat di sebelah kiri ada museum.
MUSEUM NASIONAL




Di depan museum itu banyak anak – anak sekolah. Aku beli tiket. Murah sekali
Tiket museum nasional(update 2018) : Rp 5.000/org untuk umum
Museum nya bagus, bersih dan rapi. Terdapat 4 lantai. Dan ada lift serta elevator. Baguskan. Di Jogja tak ada museum macam itu… hehe
Di dalamnya banyak sekali murid. Kita wajib menitipkan tas ransel kita. Baru boleh berkeliling. Kita boleh ambil foto & video di semua lantai, KECUALI LANTAI 4 (PALING ATAS) isinya emas, guci.




Lumayan lah keliling disini menambah pengetahuan dan pengalaman. Setelah 1 jam berkeliling. Aku order gojek ke Monas.

Terakhir ke Monas tahun 2017. Saat itu transit aja sebentar ke Monas sebelum ke Bangkok.
Pokoknya kalau ke Monas itu harus siap gempor. Karena areanya sangat luas.

MONAS
Pukul 10.00
Entah kenapa sangat terik. Bodohnya lupa bawa topi. Berteduh sebentar di bawah pohon. Rasanya enak sekali. Minum beberapa teguk air mineral. Setelah isi tenaga siap menembus panas.


Dan bodohnya lagi aku gak tau jalan masuk ke Puncak Monas. Aku muterin itu Monas yang segede gambreng. Aku Tanya mba mba dia juga kagak tau. Ternyata mereka rombongan dari Batam. Mereka ada 200 an orang tapi jalan terpisah – pisah. Nah aku ke Monas barengan sama Mbak nya itu.
Dia Tanya aku kuliah?
Lagi penelitian?
Sering deh ditanya seperti itu. Pas di museum juga.
Terus pas tak bilang aku ke Jakarta Cuma singkat dan sendiri dia heran.
KOK BERANI?
“Tanggungjawab”

Ternyata masuk  ke puncak monas bukan mendekati bangunan Monas itu. Ada lorong terpisah yang tak terlihat (Pantes bingung setengah mati)
Aku memang niat banget untuk naik ke Puncak Monas. Karena sebelumnya hanya berfoto dari kejauhan.
Masuk lorong rasanya super adem. Mak nyesss. Karena ber AC
Setelah itu akan ketemu loket tiket
Ternyata masuk monas harus pakai emoney dari Bank DKI.


Jadi pakai card itu ada min deposit 30.000 kalau tidak salah. Sedangkan tiket sampai puncak hanya 15.000. ya udah di beli aja. Orang udah sampai sana.
Naik lift 132 meter sekitar 11-13 detik saja. Itu kata operator lift. Jadi operator inilah yang mengatur kerja lift…hehe
Wussss..rasanya cepat

Nan kesan pertama adalah ANGINNYA KENCANG
Puncak Monas tidak begitu lebar. Mungkin sekitar 20 orangan. Ada teleskop juga. Di sini kita bisa melihat ibukota dari ketinggian.
Setelah itu balik lagi ke Gambir untuk makan siang.

BUS DAMRI
Gambir-Airport : Rp 40.000/org


Tiap 10 menit sekali berangkat.
Pukul 1400 aku sudah sampai airport. Di airport baru bisa sholat dan istirahat santai.
So far ini pengalaman berharga banget.  Mulai dari tugas dadakan, kehujanan, kedinginan, tidak mandi, dan masuk gedung super ketat, jalan jalan singkat kayak orang ilang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar