Sabtu, 10 Oktober 2015

CAMPING PANTAI NGEDEN, dan touring pantai Part 2 GUNUNGKIDUL



CAMPING PANTAI NGEDEN , GUNUNGKIDUL
10-11 OKTOBER 2015

CAMPING PANTAI NGEDEN



Pantai Gunugkidul takkan pernah habis untuk di kunjungi. Selalu ada pantai – pantai baru yang indah yang wajib kita kunjungi.
Ngecamp di pantai adalah keinginan sejak pertengahan tahun 2015. Baru terwujud dan terlaksana di bulan Oktober 2015.
Perjalanan di mulai seusai pulang kerja. Kemudian starting point di Siluk di tempat best friend yang suka touring..hehe
Kami memilih jalur selatan/Panggang karena jalannya lebar dan tidak seramai lewat Wonosari.
Starting point jam 3 sore, kita melewati Panggang yang kanan kiri kita pohon jati yang sudah meranggas daunnya. Perbukitan juga tak hijau (karena efek musim kemarau), tak membayangkan kalau ada yang membuang puntung rokok, pasti akan mudah terbakar.

Sebelum camping kita sudah searching tempat dan denah pantai ngeden. Namun apa daya, kita tetap tersesat dan salah jalan juga..wkwkw. kita kebablasan ke arah jalan Ngobaran coba?? Karena dari JLS(Jalur Lintas Selatan) kita harus mencari Masjid Nurul Huda bercat hijau yang terletak di pinggir JLS. Alhasil kita balik ke arah barat lagi(lumayan jauh coy). Sabar….
Kita pun berhasil menemukan masjid petunjuk itu. Kita ikutin saja papan petunjuk. Dari JLS sekiar 7.7 km lagi. Kita melewati perkampungan warga, dan ada sekitar 2 km kita akan melewati jalan yang sangat parah parah.. so, kendaraan kalian harus well banget. Apalagi ban. Harus siap medan ya…
Sampai lah di pos restibusi yang di kelola oleh pemuda setempat. Biaya nya Rp 3000/orang.
Dan kalau kita bawa tenda, pasti di tanya “Mau ngecamp ya mb?”. hehe
Akhirnya jam 5 sore kita sampai di pantai Ngeden ini. Kayaknya cuma kita berdua aja nih yang ngecamp.. sedikit serem sih… kita pun menikmati sejenak sunset di atas bukit. Setelah sedikit puas liat sunset yang belum benar – benar tenggelam. Kita memutuskan untuk segera membangun tenda sebelum hari menggelap. Kita pun binggunf mau mendirikan tenda di mana. Di atas bukit atau di pinggir pantai. Kita memutuskan di pinggir pantai, karena jika di atas tebing pasti angin akan sangat kencang.

Kita pun mendirikan tenda dengan di dekat bibir pantai. Ketika tenda mau jadi, tiba – tiba pak parkir menegur kita.
 “ Jangan dekat – dekat mb, kalau malam air bisa sampai sini”
“Oh begitu ya pak?. Baik nanti kami mundur”.
Setelah tenda selesai. (Hore kami sudah professional lho untuk mendirikan tenda. 15 menit jadi…wkwkw. Coba di bandingkan waktu pertama kali kami mendirikan tenda di Gunung Andong. Waktu itu kita masih masih sangat pemula. Lama banget diri in tenda, sampai di bantu oleh tetangga dari Salatiga.wkwkwk. Pokok e malu banget saat itu). Pengalaman indah kok..wkwk
Kami mengangkat tenda untuk menjauhi ombak.
Kami pun memasuki barang – barang ke dalam tenda. Kita pun menikmati senja di bibir pantai sambil memakan camilan yang kita bawa.
Ternyata mulai bermunculan para orang yang ngcamping juga. Ada sekitar 3 rombongan. So di bibir pantai ini ada sekitar 10 tenda berdiri. Ada yang berdendang – dendang dengan alat musik yang mereka bawa.




Maghrib sudah berkumandang, kita pun mendirikan kewajiban kita sebagai muslim. Di sana sudah ada mushola, namun tidak ada air untuk berwudu, kita pun bertayamum.
Setelah itu kita berapi – api untuk membuat hidangan malam. Apalagi kalau buka pop mie..wkwkwk
Kita buat minuman hangat pula. Setelah perut kenyang kan kita tentram. Kita pun berbincang – bincang mengenai kehidupan selama 21 tahun kita di lahirkan. Seru memang. Edisi curcol (gak usah minta detail kita cerita tentang apa).



Pantai sudah menggelap. Deru ombak yang dapat kita dengar serta angin berhembus yang kita rasakan. Malam benar – benar tiba, kami memutuskan masuk ke dalam tenda. Ternyata di dalam tenda cukup gerah (beda sekali kalau kita camping di gunung. Mau pakai beberapa lapis baju aja tetep dingin. Ini di pantai Cuma pakaian satu aja cukup).
Di pantai aku bisa terlelap. Beda sekali jika gue ngecamp di gunung, pasti gak bisa tidur(mungkin karena kedinginan). Namun sesekali aku terbangun untuk membenarkan posisi tidur.

Adzan berkumandang. Ternyata tenda sebelah sudah bangun. Kita pun mendirikan sholat shubuh. Kita menikmati udara pagi di pantai ini. Sungguh segar rasanya. Di sini kita seperti terisolasi. Karena sama sekali tak ada sinyal hp. Itu lah saatnya kita kembali hidup seperti orang zaman dulu, tentram sekali.

Kita pun membuat sarapan. Sambil menunggu air matang, kami menyaksikan tetangga sebelam adu bola voli.  Karena memang di pantai ngeden ini ada sarana bermain voli.



Aku rasa saat camping, masak adalah kegiatan utama. Cowok yang gak biasa masak, saat camping jadi tiba – tiba masak. Yang gak pernah cuci piring, tiba – tiba rajin cuci piring. Itu baru sedikit sisi positifnya. Ada manfaat lain dari camping yaitu kita bisa melatih kerjasama, lebih mandiri, lebih mencintai alam, dan kita tak ada apa2 di banding kekuasaanNya.

Setelah sarapan cukup. Kita memutuskan untuk gulung tenda, sebelum matahari terik menerjang tenda kuning kita. Dan tolong di take a note yang mau camping di pantai. Di Pantai Ngeden memang ada toilet, namun saat malam hari toilet itu di kunci dan hanya cukup untuk buang air kecil saja. Karena untuk mandi airnya tidak memadai. Bagaimana tidak, saat ini kan sedang musim kemarau dan daerah pantai. Da biaya toilet pun tidak seperti di Kota Jogja yang hanya Rp 2000/sekali masuk. Di sini biaya nya Rp 3.000/sekali masuk. Cukup wajar untuk jumlah air yang terbatas.

Setelah semua terkemas rapi. Jang lupa kumpulkan sampah nya ya gaisss…
Sebelum pergi, foto perpisahan dulu sama Pantai Ngeden













PANTAI MBUTUH





Tujuan selanjutnya adalah pantai Mbutuh. Pantai ini terletak di dekat pantai ngeden. So sekalian aja kesini.
Ternyata pantai nya masih asriiii. Jalan nya juga oke. Kita melewati jalan cor semen. Panjang bibir pantai ini gak luas. Hampir sama seperti pantai Ngeden, kurang lebih 50 meter an saja. Tapi ciamikkkk… buktinya masih banyak banget kepompong disini.

Next our trip…
Pantai Krakal gais…

PANTAI KRAKAL



Kita berkendara ke arah timur tentunya. Hari Minggu ramai sekali gais.. sesekali kami juga berjumpa dengan orang – orang yagn juga membawa carrier.
Why?? Alasannya adalah saat ini weekend dan gunung tak ada lagi yang bisa lkita daki (karena kebakaran) ..Hiks..hiks… sedihnya… dan camping sudah menjadi trend anak muda zaman sekarang.

Pantai Krakal ya gitu  - gitu aja kan gais…


 PANTAI SARANGAN




Kita juga berfoto di pantai sebelah barat pantai krakal persis yaitu pantai sarangan. Ada ikon ikan untuk berfoto nih gais…

BUKIT IDAMAN
Kita juga naik ke bukit idaman. Dari bukit ini kita bisa lihat beberapa pantai di sekitarnya seperti pantai krakal, sarangan, ngandhong, sundak, dll.

Matahari siang sungguh terik siang ini. Kami menikmati sebentar makanan sisa yang kita bawa. Jam 1130 kita pun melanjutkan perjalanan ke bukit kosakora..
Bukit yang sudah cukup familiar oleh kalangan anak muda di Jogja.
Kita berbalik lagi ke arah barat. Karena bukit ini terletak di dekat Pantai Drini.
Dari parkiran kita harus berjalan untuk meraih tempat ini. Kita akan melewati perkebunan warga yang tak di tanami apapun..hahah Sekitar 250 meter berjalan kita akan melihat Pantai Ngerumput. Pantai ini dangkal di daerah bibir pantainya. Banyak rumput laut nan hijau. Kalau di lihat dari jauh seperti lapangan hijau. Mungkin karena itu di sebut pantai ngerumput.
Sebenarnya dari sinilah kita bisa melihat jalur trek ke bukit kosakora.


Terlihat cukup lumayan juga ternyata trekingnya di tambah lagi pas panas – panas begini euyy..
Mari ke bukit kosa kora.. fighting!!!!

BUKIT KOSAKORA
Trekking ke sini sekitar 10 menitan aja sih. Terus jalur treking nya juga sempit. Sesekali kita boleh mengambil nafas kok.
Sampai di bukit kosakora ternyata rame….
Awesome banget pemandangan blue ocean dari sini woyyyy… di dramatir lagi sama bendera merah putih yang berkibar di sana. Kan jiwa nasionlaisme gue langsung mencolot.










Udah itu aja perjalanan touring pantai part 2 di Gunungkidul..
See you next trip...

Minggu, 04 Oktober 2015

CANTING MAS PUNCAK DIPOWONO DAN PUNCAK SUROLOYO



CANTING MAS PUNCAK DIPOWONO DAN PUNCAK SUROLOYO

Perjalanan saya di mulai pada Minggu, 4 Oktober 2015
Touring ke Kulon Progo (lagi)

Karena tourist attraction di Kulon Progo banyak banget yang lagi ngebooming gabet nih… Kalibiru salah salah satu nya. Tapi aku memutuskan ke tetangga Kalibiru, dia adalah Canting Mas Puncak Dipowono. Ini adalah puncak tertinggi di kawasan perbukitan Menoreh.
Rute ke Canting Mas sama seperti Kalibiru. Namun di pertigaan Kalibiru ambil kanan. Tinggal ikuti jalan saja sudah ada papan yang cukup jelas menuju ke sana.

Saat saya kesini objek ini masih baru, karena memang baru di resmikan Juli 2015 oleh Bupati Kulon Progo. Setelah jalan aspal habis kita akan menanjak ke jalan yang masih tanah.. harus hati – hati ya karena kanan kiri kita tebing. Mungkin ini kalau musim hujan tidak di rekomendasikan.
Karena masih objek wisata baru, belum ada tiket masuk. Kita hanya bayar parkir saja Rp 2000/motor.




Jumlah pengunjung masih bisa di hitung oleh tangan..hehe..
Di Canting Mas ada 2 papan spot foto Waduk Sermo sebagai background nya (cukup jauh terlihat). Ada 1 papan spot foto yang belum jadi.
Di sana di sediakan juga sign board yang menunjukkan kita ada di Canting Mas.








PUNCAK SUROLOYO
Susah dan jauh sekali menuju destinasi ini. Perjalanan naik turun kita jalani. Sesekali kita berhenti untuk foto.. karean perbukitan indah dan jalan masih sepi.




Untung pas sampai di sini. Pas untuk melihat sunset










Bye..bye Kulon Progo... Thanks umtuk rute jauh nya...